Rabu, 28 Desember 2016

Deep conv. with Indi Sugar

well.... beberapa waktu lalu, saya akhirnya ketemu Indi Sugar.
siapa itu?
tau film MIKA ?? nahhh orang besar di balik film itu. Indi versi nyata dari film MIKA.
sebenarnya saya awalnya juga ngga tau apa-apa tentang Kak Indi (begitu saya memanggilnya) sampai akhirnya saya gabung di kepanitiaan kegiatan sosial memperingati world AIDS day. Entah bagaimana ceritanya saya lupa, saya nemu film MIKA pas saya googling.
Jenggg jeeeengg!!! akhirnya ketemuuuu. aaakkk seneng banget. baik banget, ramah banget, ga minta neko-neko, murah senyum, piawainya tenang, bijak, out of the box, dan sangat sangat sangat menginspirasi untuk baik dengan sesama.
tulisan ini ngga panjang. intinya, saya cuma mau menularkan apa yang Kak Indi tekankan waktu itu..

Jumat, 23 Desember 2016

Coretan akhir tahun

bukan mau ngitung amal perbuatan setahun terakhir. kalau itu hanya Allah dan kru-Nya yang bisa. mweheh.

gak terasa sudah di ujung tahun 2016. sebentar lagi tahun dengan akhiran angka menyenangkan.
7, tujuh.
angka yang menurut saya cantik daripada angka 6 atau 8.
sebenarnya saya sempat bingung ini tadi bagaimana menulis ejaan angka 7 dengan benar. pakai h atau tidak. setelah bertanya (yakk saya bertanya sama mesin pencari andalan dunia dulu. duh malunya), alhamdulillah saya kini mengerti..😅

Jumat, 09 Desember 2016

Harapan tidak sesuai ekspektasi. Lantas ?



Selalu. Mampir ke blog cuma buat ngetik hiburan untuk kegelisahan hati. Haha yaa memang kali ini momentumnya lagi pas untuk corat coret. Dan siapa tau –blog yang engga tau ada yang baca atau engga ini– bisa menginspirasi, membantu, hmm intinya bermanfaat untuk yang baca..
Tetep.. Ambil yang baik-baik saja.. 😊

Harap. Harapan.  Berharap. Mengharap.

Hubungan manusia dengan harapan sudah seperti kasur dan seprei. Selalu menyertai tiap saat. Harapan untuk diri sendiri, berharap kepada orang lain, dan juga Tuhan.
Tidak jarang juga harapan itu seperti kita goreng telur menggunakan wajan atau teflon. Sudah memilih yang sekiranya anti lengket, eeh ternyata wajan atau teflonnya tetep bikin lengket. Ngerti kan gimana rasanya…. Telur mata sapi jadi telur berapi-api. Bentuknya jadi ngga indah. Tapi masa iya mau dibuang cuma gara-gara bentuk yang gak indah?

Rabu, 17 Agustus 2016

Mah, aku.... | #parenting

Menulis lagi setelah sekian lama mencari kesibukan yang ternyata gak dapat kesibukan selain #olvielfahmiwedprep <= alasan. No. Menulis lagi setelah sekian lama mencari kedamaian hati, pikiran akibat kufur nikmat. astaghfirullah....

FYI, seperti tulisan sebelum-sebelumnya, anggap saja tulisan ini hanya sebuah curhatan remaja yang memasuki usia dewasa.

talk about "parenting"...

Minggu, 03 April 2016

Berpikir Ulang : Televisi - Rating - Pasar (Part 1)

#task
 Sejak era reformasi, ketika terbuka kebebasan menyampaikan segala bentuk gagasan, ide, dan juga keterbukaan akses informasi menjadikan televisi sebagai media pengantar pesan berupa paduan grafis, tulisan, dan suara yang lebih diminati publik. Sebagai media massa yang masih begitu populer, televisi menjadi media yang sangat berpengaruh pada pembentukan pola pikir masyarakat. Televisi menjadi penyebar pesan yang beragam, merefleksikan kebudayaan masyarakat secara langsung kepada publik yang heterogen (Rony, Kawegian, & Golung, 2014).
Televisi merupakan ruang yang memungkinkan terjadinya transfer gagasan

Rabu, 23 Maret 2016

Pepatah

Ternyata sudah lama blog ini berdiam diri, bertapa menunggu pagi. Eh apasih -_-

Baiklah. Postingan pertama ini --setelah saya secara tidak sadar memilih hiatus-- singkat saja..

Mungkin ini jawaban dari postingan galau yang telah saya posting sebelumnya. Yang mana? Dicari yaaa, di baca... :D

Jadi gini..
Setiap dari kita pasti pernah, walaupun cuma sekali, berpikir bahwa kehidupan orang lain itu lebih menyenangkan, lebih enak, lebih indah.
Kita pasti pernah menginginkan kehidupan seperti mereka namun kita tidak tau bagaimana cara mencapainya. Dan orang lain pun, (mungkin) juga melihat hidup kita lebih menyenangkan dari mereka.
Tapi, satu hal yang harus kita pahami lagi.. Bahwa setiap dari kita punya porsi kehidupan masing-masing. Setiap diri kita punya keunikan masing-masing. Setiap dari kita adalah 'berbeda'. Kita terlihat menyenangkan dengan cara kita sendiri.

Pepatah bilang, "rumput tetangga pasti lebih hijau"
Ya, itu yang kita lihat.
Kita terlalu sibuk melihat rumput tetangga yang selalu dirawat setiap harinya. Hingga kita lupa dengan rumput di halaman rumah sendiri yang mulai mengering.

Minggu, 07 Februari 2016

Gundam

Terinspirasi dari gundamnya Alan sama Werda.
Ceritanya, mereka seneng banget koleksi gundam. Sudah jadi hobi lebih tepatnya. Rela perjalanan jauh cuma buat gundam. Lalu melalui mainan itu, mereka berekspresi. Hunting foto dan modelnya si gundam dengan segala posenya.
Gundam duduk di sisi jendela kamar, gundam mainan salju, tidur-tidur di atas salju, perang antar gundam, dan sebagainya. Hari ini, Alan baru saja mengunggah foto gundamnya lagi. 2 foto dengan setting a la 'mendaki'. 1 foto bercerita si gundam lagi tiduran di atas tanah, seakan menatap ke atas. Terlihat santai.
Satunya lagi berdiri di atas tanah, dengan gaya seperti orang yang menatap jauh ke depan.

Minggu, 31 Januari 2016

Ekspresi

Dalam ilmu komunikasi dan ilmu kehidupan kita kenal istilah front stage dan back stage, bahwa hidup itu seperti di atas panggung sandiwara. Apa yang kita tampilkan pada semua orang belum tentu sama dengan siapa kita sebenarnya, dramaturgi.
Begitulah hidup.. Hidup ini punya banyak sekali jenis topeng, seperti emoticon di telepon pintarmu itu.. Atau bahkan lebih ekstrim?
Diantara banyak topeng yang ada, kita bebas memilih topeng mana yang akan kita pakai. Kita bebas menunjukkan siapa kita kepada mereka.
Tapi satu yang tidak bisa kita abaikan, pertanggungjawaban, tebusan atas topeng yang kita pakai.

Selamat mengekspresikan diri :)
#tersenyumlah #kamuberhakbahagia

*bukan pahlawan bertopeng*

Jumat, 22 Januari 2016

Monumen Bantarangin (part 2)


Panas matahari tidak menyurutkan niat saya untuk berjalan-jalan ke Monumen Bantarangin yang terletak di Somoroto, kecamatan Kauman, Ponorogo. Monumen Bantarangin ini dibangun untuk menghormati kerajaan yang pernah berdiri di wilayah tersebut, yaitu Kerajaan Bantarangin yang dipimpin oleh Prabu Klono Sewandono. Berdasarkan legenda, masyarakat percaya bahwa Kerajaan Bantarangin merupakan asal muasal berdirinya Ponorogo.

Semakin menarik minat saya untuk berkunjung setelah mendengar cerita seorang teman bahwa di Monumen Bantarangin yang ini menyimpan banyak misteri. Mungkin ini juga yang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan luar kota untuk berkunjung menapak tilas sejarah kota kecil ini.

Kamis, 21 Januari 2016

Monumen Bantarangin



Monumen Bantarangin berada di Somoroto, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo. Monumen ini terletak sekitar 8 Km ke arah barat dari pusat kota Ponorogo. Berdiri di sekitar persawahan dan rumah penduduk, monumen ini terlihat seperti pelataran yang memiliki panggung sebagai arena pertunjukan.

Akses jalan menuju Monumen Bantarangin terbilang sudah sangat mudah. Jika dari pusat kota atau Alun-alun Ponorogo, kita berjalan ke arah utara menuju perempatan Tambakbayan. Kemudian belok kiri mengikuiti jalan besar, lurus sekitar 6 Km menuju pasar Somoroto. Dari sini terdapat 2 alternatif jalan, menyibak ramainya pasar Somoroto atau melewati jalan utama.

Reyog Ponorogo

Reyog merupakan seni tradisional asli Ponorogo yang telah menjadi salah satu seni kebanggaan nasional. Terbentuknya Reyog sebagai sebuah seni dilatarbelakangi sejarah menarik dengan nilai-nilai yang dapat dijadikan contoh untuk menjalani kehidupan yang lebih baik.

Terciptanya seni Reyog berawal dari sindiran halus oleh Demang Ki Ageng Kutu Suryongalam kepada Raja Majapahit Prabu Barawijaya V yang belum melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal ini digambarkan dengan barongan yang ditunggangi burung merak di atasnya. Burung merak ini melambangkan sang permasuri yang mempengaruhi dan mengendalikan Raja Brawijaya V dalam menjalankan roda pemerintahan.

Senin, 04 Januari 2016

Topeng

cuma mau bilang :

mereka bilang, hidupku selalu enjoy. selalu terlihat senang, bahagia. mereka lihat saya lahir dari keluarga yang berkehidupan mewah, apapun yang saya minta pasti diturutin. alhamdulillah.. terima kasih doa-doanya. :)
seperti kata orang bijak, "orang mudah menilai kita, tapi kita lebih tahu tentang diri kita sendiri dibanding mereka, dan Tuhan lebih tau segalanya."
ya seperti itulah hidup saya. sekuat-kuatnya saya memasang topeng, akan sangat mudah saya melepas topeng itu saat ingat dua orang tersayang bilang, "capek sekali, Na."
ya.