Rabu, 22 Maret 2017

Prinsip : Yay or Nay

 

Tiba-tiba ngomongin prinsip. sok serius gitu ceritanya..

Mau beropini tentang -yang banyak orang- kebalik-balik. Saya pun baru sadar beberapa menit sebelum nulis ini. Udah siap-siap tidur padahal 

Kita, kalau lagi ada yang ngomongin tentang jodoh, biasanya mikir "now or never" , "cepetan ntar ketikung" , "buruan bilang biar ga diambil orang" , dan sebagainya.

nah kalau saya...saya pribadi nih ya..
prinsipnya bukan "sekarang atau tidak sama sekali"
tapi..
"sekarang atau lebih baik 'puasa' dulu"

masalah yay or nay mah takdir. sudah ada yang atur.
ada lho yang 3x lamar seorang wanita, 3x juga ditolak orang tuanya. Baru yang ke-4 dapat restu..
gak jarang juga yang udah siapin mateng2, karena suatu alasan, atau malah Dia lbh sayang, akhirnya batal..
Ada lagi cowok yang sudah dikhitbah cewe (btw, cewe juga boleh nglamar lo yaa), beberapa waktu kemudian, ketika si cowok masih mikir-mikir, eeh si cewek mau nikah sama lelaki lain. apa ini namanya nikung? IMO, bukan.
ya karena memang Allah yang membolak-balikkan hati manusia, maka padaNya juga kita berlindung dari segala prasangka.
Kejadian-kejadian itu nunjukin klo misalnya Dia uda bilang engga, sekuat apapun usaha, akhirnya juga engga. nah klo dibilangnya iya, sekekeuh apapun nolak, endingnya ya bahagia.
trus gimana dong?
usaha. "usahain siapa??"  , "dih usaha sendirian? capek lah ga dihargain" biasanya itu yang sering muncul di pikiran.
beneran, hapus pikiran-pikiran kaya gitu. yang seperti itu bikin kita makin suudzon sama keadaan dan makin meratapi -kejombloan-
intinya kita tetep kudu usaha. usaha gimana?
ya usaha siapin diri. baikin diri dulu. ini kuncinya.

"ketika zulaikha mengejar cinta Yusuf, semakin jauh Yusuf darinya. namun ketika Zulaikha mengejar cinta Allah, Dia datangkan Yusuf padanya."
itu beneran terjadi. bukan hanya sekedar dongeng atau mitologi.

ada cerita yang saya dengar sendiri dari pelakunya. true story.
seorang cowok pengen nikah sejak usia 17 tahun. tapi sudah suratan takdir, niat itu terlaksana saat beliau usia 20 tahun. apakah selama 3 tahun itu dia diam dan sibuk mencari? engga... dia sibuk memperbaiki diri dan mencari nafkah untuk dirinya sendiri, serta nabung untuk cita-cita nikah mudanya.
padahal dia belum ada calon lho. bisa aja sih dia trima salah satu pernyataan cinta yang datang. tapi dia nolak semuanya. dengan alasan.....
1. pacaran bukan cara yang baik
2. dia gak mau ngasih janji-janji, harapan-harapan ke cewek.
3. dia gak mau nggantungin perasaan atau malah buat cewek itu nunggu kepastian.

lalu 3 tahun kemudian, ada seorang wanita yang tidak dia kenal sebelumnya, datang melamar. karena persiapan 3 tahun dirasa cukup, hanya butuh satu minggu untuk persiapan akad. lalu SAH.
nah dari situ, bisa dong kita ambil positifnya?
dibalik mindsetnya..
siapin diri. entah jodoh sudah datang atau belum. yang penting siap-siap.
ini lebih baik daripada bertemu pujaan hati, baru persiapkan diri.
positifnya lagi, biar ga dibilang "udah nikah, makan masih ikut orang tua" atau "abis nikah mau makan cinta?"

bismillah, semoga saya juga bisa menjalani "perbaikan diri" yang saya tuliskan.

P.S. : Ini tentang keyakinan. kalau lahirnya yakin, tapi batin belum merasa sepenuhnya yakin, sepertinya sulit.
tapi kalau sudah yakin secara lahir dan batin, insyaa allah mudah. mudah juga mengikhlaskan.
semoga kita semua dipermudah di segala urusan, termasuk urusan pendamping dunia-akhirat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar