Kamis, 02 Januari 2014

#IndonesianDebatePro

            Kondom terbukti ampuh dalam rangka menekan jumlah penyebaran HIV/AIDS. Melalui program wajib kondom 100 persen, beberapa negara sudah berhasil mengurangi jumlah infeksi HIV di kalangan perempuan dan laki-laki. Seperti Thailand, negara Gajah Putih ini mampu mencegah lima juta infeksi HIV baru. Sementara menurut penelitian Durex (2003), menunjukkan bahwa hanya 9 persen laki-laki di Perancis yang enggan memakai kondom. Sedangkan di Jepang 70 persen laki-laki memakai kondom sebagai alat kontrasepsi. Kebiasaan seperti ini membuat kasus HIV/AIDS di kedua negara tersebut kecil. Sebaliknya, di Indonesia diperkirakan ada 3,3 juta laki-laki yang menjadi pelanggan PSK, tetapi hanya 1,3 persen saja yang sadar memakai kondom pada saat melakukan hubungan seks dengan PSK. Kem
udian, dari 50 juta peserta Keluarga Berencana hanya 0,9 persen yang menggunakan kondom. Maka tidak mengherankan jika kasus infeksi HIV mulai banyak dideteksi pada kalangan ibu rumah tangga. Sementara penelitian di Cina menunjukkan 70 persen laki-laki tidak memakai kondom saat melakukan hubungan seks berisiko. Hal ini menyebabkan kasus HIV/AIDS di Cina terbesar kedua di dunia setelah India.
Rahasia keefektifan kondom sebagai pencegah HIV/AIDS karena kondom tidak dapat ditembus oleh virus AIDS. Selama ini, banyak rumor beredar bahwa virus AIDS dapat menembus kondom. Namun, penelitian menunjukkan bahwa kondom yang berpori-pori adalah kondom yang terbuat dari usus binatang dan tidak dipasarkan di Indonesia. Kondom yang dipasarkan di Indonesia terbuat dari getah lateks. Selain itu, karet pengaman yang telah memenuhi standar internasional memiliki pori-pori yang sangat kecil dan tidak mudah bocor. Menurut koordinator pelayanan medis Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia DKI Jakarta, Bondan Widjajanto, studi laboratorium membuktikan bahwa kondom yang terbuat dari lateks sangat kedap untuk mencegah masuknya HIV.
Di Indonesia pencegahan virus AIDS melalui program pemakaian kondom terlihat kurang efektif karena berbagai faktor. Bondan Widjajanto juga menegaskan bahwa penularan akibat pemakaian kondom lebih karena faktor kesalahan dalam menggunakannya. Penggunaan yang kurang tepat dan tidak konsisten mengakibatkan lepas atau bocornya kondom. Selain masalah kesalahan teknis, penggunaan kondom di Indonesia masih dikaitkan dengan zina dan pelacuran. Sasaran yang belum jelas dan mekanisme kontrol yang tidak akurat menyebabkan munculnya anggapan bahwa promosi kondom adalah sarana legalisasi pelacuran. Program pengguanaan kondom 100% diadopsi dari program penanggulangan AIDS yang komprehensif di Thailand. Thailand menjalankan program penanggulangan terpadu yang konsisten. Program tersebut dimulai dari penyebarluasan informasi HIV/AIDS yang akurat melalui media massa secara terus-menerus yang diikuti program lain secara bersamaan. Sedangkan di Indonesia, program terakhir di Thailand justru dijadikan program utama di saat masyarakat belum memahami cara-cara penanggulangan epidemi HIV secara akurat. Penyebarluasan informasi HIV/AIDS yang akurat tidak dilakukan secara konsisten. Begitu pula program yang lain juga dijalankan secara parsial dan tidak terpadu. Permasalahan itu memicu penolakan dari berbagai kalangan yang menganggap promosi kondom sebagai aktivitas yang melenceng dari norma, moral, dan agama. Padahal, pencegahan HIV merupakan fakta medis yang realistis yang tidak ada hubungannya secara langsung dengan norma, budaya, dan agama. Dibalik semua itu, jika promosi dan pemakaian kondom dijalankan dengan prosedur yang tepat, kondom tetap dapat menekan jumlah penyebaran virus HIV/AIDS.


Daftar Pustaka
-         W. Harahap, Syaiful. (2013). Sebagai Alat Kontrasepsi Kondom Juga Mencegah HIV/AIDS. Diakses pada 27 November 2013, dari http://www.aidsindonesia.com/2013/05/sebagai-alat-kontrasepsi-kondom-juga.html
-          Pencegahan. Diakses pada 27 November 2013, dari http://www.kpa.denpasarkota.go.id/pencegahan.php
-          HIV Tak Tembus Pori-pori Kondom. (2011). Diakses pada 27 November 2013, dari http://health.kompas.com/read/2011/11/02/1406430/HIV.Tak.Tembus.Pori-pori.Kondom.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar