Kondom terbukti ampuh dalam rangka menekan
jumlah penyebaran HIV/AIDS. Melalui program wajib kondom 100 persen,
beberapa negara sudah berhasil mengurangi jumlah infeksi HIV di kalangan
perempuan dan laki-laki. Seperti Thailand, negara Gajah Putih ini mampu
mencegah lima juta infeksi HIV baru. Sementara menurut penelitian Durex (2003),
menunjukkan bahwa hanya 9 persen laki-laki di Perancis yang enggan memakai
kondom. Sedangkan di Jepang 70 persen laki-laki memakai kondom sebagai alat
kontrasepsi. Kebiasaan seperti ini membuat kasus HIV/AIDS di kedua negara
tersebut kecil. Sebaliknya, di Indonesia diperkirakan ada 3,3 juta laki-laki
yang menjadi pelanggan PSK, tetapi hanya 1,3 persen saja yang sadar memakai
kondom pada saat melakukan hubungan seks dengan PSK. Kem
udian, dari 50 juta peserta Keluarga Berencana hanya 0,9 persen yang menggunakan kondom. Maka tidak mengherankan jika kasus infeksi HIV mulai banyak dideteksi pada kalangan ibu rumah tangga. Sementara penelitian di Cina menunjukkan 70 persen laki-laki tidak memakai kondom saat melakukan hubungan seks berisiko. Hal ini menyebabkan kasus HIV/AIDS di Cina terbesar kedua di dunia setelah India.
udian, dari 50 juta peserta Keluarga Berencana hanya 0,9 persen yang menggunakan kondom. Maka tidak mengherankan jika kasus infeksi HIV mulai banyak dideteksi pada kalangan ibu rumah tangga. Sementara penelitian di Cina menunjukkan 70 persen laki-laki tidak memakai kondom saat melakukan hubungan seks berisiko. Hal ini menyebabkan kasus HIV/AIDS di Cina terbesar kedua di dunia setelah India.
Rahasia
keefektifan kondom sebagai pencegah HIV/AIDS karena kondom tidak dapat ditembus
oleh virus AIDS. Selama ini, banyak
rumor beredar bahwa virus AIDS dapat menembus kondom. Namun, penelitian
menunjukkan bahwa kondom yang berpori-pori adalah kondom yang terbuat dari usus
binatang dan tidak dipasarkan di Indonesia. Kondom yang dipasarkan di Indonesia
terbuat dari getah lateks. Selain itu, karet pengaman yang telah memenuhi standar
internasional memiliki pori-pori yang sangat kecil dan tidak mudah bocor.
Menurut koordinator pelayanan medis Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
DKI Jakarta, Bondan Widjajanto, studi laboratorium membuktikan bahwa kondom
yang terbuat dari lateks sangat kedap untuk mencegah masuknya HIV.
Di
Indonesia pencegahan virus AIDS melalui program pemakaian kondom terlihat
kurang efektif karena berbagai faktor.
Bondan Widjajanto juga menegaskan bahwa penularan akibat pemakaian kondom lebih
karena faktor kesalahan dalam menggunakannya. Penggunaan yang kurang tepat dan
tidak konsisten mengakibatkan lepas atau bocornya kondom. Selain masalah kesalahan
teknis, penggunaan kondom di Indonesia masih dikaitkan dengan zina dan
pelacuran. Sasaran yang belum jelas dan mekanisme kontrol yang tidak akurat
menyebabkan munculnya anggapan bahwa promosi kondom adalah sarana legalisasi
pelacuran. Program pengguanaan kondom 100% diadopsi dari program penanggulangan
AIDS yang komprehensif di Thailand. Thailand menjalankan program penanggulangan
terpadu yang konsisten. Program tersebut dimulai dari penyebarluasan informasi
HIV/AIDS yang akurat melalui media massa secara terus-menerus yang diikuti
program lain secara bersamaan. Sedangkan di Indonesia, program terakhir di
Thailand justru dijadikan program utama di saat masyarakat belum memahami
cara-cara penanggulangan epidemi HIV secara akurat. Penyebarluasan informasi
HIV/AIDS yang akurat tidak dilakukan secara konsisten. Begitu pula program yang
lain juga dijalankan secara parsial dan tidak terpadu. Permasalahan itu memicu
penolakan dari berbagai kalangan yang menganggap promosi kondom sebagai aktivitas
yang melenceng dari norma, moral, dan agama. Padahal, pencegahan HIV merupakan
fakta medis yang realistis yang tidak ada hubungannya secara langsung dengan
norma, budaya, dan agama. Dibalik semua itu, jika promosi dan pemakaian kondom dijalankan
dengan prosedur yang tepat, kondom tetap dapat menekan jumlah penyebaran virus
HIV/AIDS.
Daftar Pustaka
- W. Harahap,
Syaiful. (2013). Sebagai Alat Kontrasepsi
Kondom Juga Mencegah HIV/AIDS. Diakses pada 27 November 2013, dari http://www.aidsindonesia.com/2013/05/sebagai-alat-kontrasepsi-kondom-juga.html
-
HIV Tak Tembus Pori-pori Kondom. (2011). Diakses pada 27 November 2013, dari http://health.kompas.com/read/2011/11/02/1406430/HIV.Tak.Tembus.Pori-pori.Kondom.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar